SUBANG – Peringatan Hari Lahir (Harlah) Fatayat NU ke-75 Kabupaten Subang Tahun 2025 merupakan momen yang sangat penting bagi gerakan perempuan di Indonesia. Acara yang berlangsung di Asrama Haji Kabupaten Subang ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat sebagai wujud dukungan untuk mengangkat peran perempuan dalam pembangunan.
Dengan mengusung tema “Organisasi Digdaya: Perempuan Berdaya dan Berkarya”, acara ini mengingatkan kita akan pentingnya kontribusi perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejak didirikan pada 24 Mei 1950, Fatayat NU telah menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan peran perempuan di tengah masyarakat.
Peran Fatayat NU dalam Pemberdayaan Perempuan
Ketua PC NU Subang, KH. Satibi, S.Pd.I., M.M, menegaskan bahwa perjalanan Fatayat NU adalah sebuah catatan sejarah pengabdian perempuan yang tidak hanya untuk komunitas NU, tetapi juga untuk masyarakat luas. Selama lebih dari tujuh dekade, Fatayat NU telah berkontribusi dalam berbagai aspek, baik sosial, ekonomi, maupun pendidikan. Kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Fatayat NU di Kabupaten Subang menunjukkan dedikasi anggota dalam mendukung pemerintah dan masyarakat, terutama dalam memberdayakan perempuan melalui berbagai program pelatihan dan kesehatan.
Di dalam konteks ini, setiap perempuan yang tergabung dalam Fatayat NU tidak hanya berperan sebagai kontributor, tetapi juga sebagai penggerak perubahan di lingkungan sekitar. Melalui aksi-aksi nyata, mereka dapat memberikan dampak yang signifikan bagi keluarga dan komunitas, menjadikan Fatayat NU sebagai salah satu pilar dalam mengangkat harkat perempuan.
Pendidikan Sebagai Landasan Masa Depan
Pendidikan adalah kunci utama untuk memberdayakan perempuan. Dalam sambutannya, Wakil Bupati Subang, menyampaikan prinsip bahwa “Perempuan adalah tiang negara.” Dengan mengedepankan pendidikan, perempuan dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional. Jika para perempuan memiliki pengetahuan yang cukup, mereka dapat mengajarkan nilai-nilai positif kepada anak-anaknya yang akan menjadi generasi masa depan.
Perempuan, sebagai pendidik pertama bagi anak-anak, memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Jika seorang ibu memberikan pendidikan yang baik, anak-anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang bermanfaat bagi bangsa. Semangat kolaborasi antara pemerintah, organisasi, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan bagi perempuan.
Selain pendidikan, penting pula bagi perempuan untuk terlibat dalam berbagai organisasi yang dapat memberikan mereka akses terhadap sumber daya dan jaringan. Dengan mengikutsertakan diri dalam Fatayat NU, perempuan mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berkontribusi lebih luas.
Dengan seluruh kegiatan yang berlangsung dalam rangka Harlah Fatayat NU ke-75 ini, kita semua diingatkan akan peran vital perempuan dalam pembangunan. Dukungan dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, sangat penting untuk memperkuat posisi perempuan dalam setiap aspek kehidupan.
Akhir acara ditandai dengan pemotongan tumpeng yang simbolis menggambarkan rasa syukur atas capaian yang telah diraih dan harapan untuk masa depan perempuan yang lebih baik. Semoga dengan adanya momentum ini, ke depan akan semakin banyak perempuan yang bangkit, siap berkarya, dan berdaya demi kemajuan bangsa.