www.siarandaerah.id – MALANG – Mapala Arcapada Unisri Surakarta telah melepas anggota muda, Sukma Mahardika, untuk menjalani spesialisasi yang terbagi dalam tiga divisi. Salah satu divisi tersebut, yaitu Gunung Hutan, akan menjelajahi alam Pegunungan Kawi mulai dari Kec. Pujon hingga Kec. Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Spesialisasi ini berlangsung selama tujuh hari, dimulai dari tanggal 10 hingga 16 Juni 2025. Tim dari divisi Gunung Hutan terdiri dari empat orang, yaitu Fajar Dwi Nugroho, Muhammad Gamal Gany, Clara Dinda Christina, dan Melani Ismiyati Saputri, dengan dua pendamping, Yudha Tegar Prakoso dan Arifin Rahmat Setiawan.
Fajar Dwi Nugroho, sebagai Ketua Pelaksana Spesialisasi Gunung Hutan, menjelaskan bahwa kegiatan ini telah disiapkan secara menyeluruh selama satu bulan. Persiapan mencakup fisik dan stamina, pemantapan materi, perizinan, serta pengumpulan informasi penting terkait lokasi yang akan dieksplorasi.
Kesiapan dan Rencana Perjalanan Tim Spesialisasi Gunung Hutan
Dalam mempersiapkan perjalanan ini, tim melakukan berbagai latihan fisik untuk menjaga stamina dan daya tahan. Mereka juga mempelajari berbagai teknik navigasi yang diperlukan untuk menghadapi medan yang sulit. Rencana perjalanan telah disusun dengan baik untuk mengoptimalkan waktu dan sumber daya yang ada.
Tim mempelajari Ilmu Medan Peta dan Kompas (IMPK) untuk memastikan mereka dapat mengarungi hutan dengan aman. Dengan kemampuan logistik yang baik, mereka diharapkan dapat menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul selama perjalanan. Ketelitian dalam navigasi menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan akhir.
Pertengahan bulan Juni dipilih sebagai waktu yang tepat, mengingat kondisi cuaca yang cenderung mendukung untuk kegiatan outdoor. Tim sangat berharap dapat menikmati keindahan alam Pegunungan Kawi dan semua pengalaman yang menyertainya selama spesialisasi ini.
Pengalaman Perjalanan yang Tak Terlupakan di Pegunungan Kawi
Perjalanan dimulai dengan melewati jalan setapak tengah ladang, sebelum memasuki hutan belantara. Setelah itu, tim akan menuju beberapa puncak terkenal seperti Puncak Kawinajang, Puncak Cemorokandang, Puncak Butak, dan Puncak Pitrang. Momen-momen menegangkan saat melewati jalan yang sulit menjadi kenangan tersendiri bagi anggota tim.
Gamal mengungkapkan rasa lega saat tiba di Keraton Gunung Kawi yang menandai titik finish. Kerinduan akan pagi yang segar dan pemandangan gunung seketika memotivasi mereka untuk terus melanjutkan perjalanan. Setiap pagi, mereka disambut keindahan Gunung Arjuno, Welirang, dan Semeru yang mengesankan.
Fajar berbagi bahwa pengalaman ini sangat berharga, terutama saat dipadukan dengan keindahan alam yang memukau. Setiap momen dipenuhi dengan rasa syukur, meskipun mereka menghadapi kendala cuaca dan medan yang sulit. Tim bertekad untuk saling mendukung dan menjaga semangat satu sama lain.
Rintangan dalam Penjelajahan dan Pelajaran yang Dipetik
Selama enam hari lima malam di dalam hutan, tim menghadapi berbagai rintangan seperti keterbatasan air. Dua hari tanpa air menjadi ujian berat bagi stamina dan ketahanan tim. Mereka terpaksa menghemat konsumsi air yang ada untuk meningkatkan peluang bertahan hidup.
Medan yang ditelusuri juga cukup ekstrim, termasuk wilayah yang sebelumnya pernah terjadi longsor. Namun, dengan bekal keterampilan dan pengetahuan yang baik, mereka tetap dapat melewati kawasan berbahaya tersebut. Kesiapsiagaan dan ketangguhan mereka diuji dalam kondisi yang tak terduga.
Di tengah perjalanan, tim mengandalkan Peta, Kompas, Golok, dan Survival Kit untuk membantu mereka bertahan. Semua anggota belajar untuk saling bekerja sama demi mencapai tujuan dengan selamat. Keberhasilan melewati tantangan ini menguatkan rasa solidaritas di antara mereka.
Melalui pengalaman ini, tim diharapkan tidak hanya mengasah fisik tetapi juga mental. Proses belajar di alam bebas menjadi metode pengajaran yang efektif untuk meningkatkan rasa cinta terhadap lingkungan. Sungguh pengalaman yang akan diingat dan dibawa sepanjang hidup.