KOTA BOGOR – Pada tanggal 18 Mei 1948, lahir sebuah organisasi perduli budaya yang kini menjadi salah satu kebanggaan bangsa, yaitu Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Tahun 2025 nanti, IPSI akan merayakan ulang tahunnya yang ke-77, dengan semangat untuk melestarikan budaya bangsa sebagai pemersatu masyarakat.
Pentingnya budaya pencak silat sebagai warisan dan identitas bangsa tak bisa dipandang sebelah mata. dalam upacara peringatan ini, Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menggarisbawahi bahwa ekosistem pencak silat perlu dilestarikan dan dikembangkan. Dengan begitu, pencak silat diharapkan menjadi bagian integral dalam mendorong pembangunan Indonesia menuju cita-cita besar pada tahun 2045.
Pentingnya Pencak Silat dalam Pembangunan Karakter
Dalam kerangka pembangunan, pencak silat bukan hanya sekadar olahraga, tetapi juga media untuk membangun karakter dan nilai-nilai positif. Wali Kota Bogor menyampaikan harapannya agar para pendekar dan atlet pencak silat dapat menerapkan sikap ksatria dan teladan, nilai-nilai yang sangat dibutuhkan dalam masyarakat kita saat ini.
Kesadaran akan masalah sosial seperti premanisme hanya bisa diatasi dengan pendidikan dan pengembangan karakter yang kuat. Dalam peringatan ini, Dedie Rachim menekankan bahwa pencak silat harus menjadi ajang untuk memerangi perilaku negatif tersebut dengan menanamkan nilai-nilai ksatria dalam diri generasi muda. “Generasi yang memiliki jiwa ksatria akan mampu menghadapi tantangan dan membangun bangsa yang lebih baik,” katanya.
Strategi IPSI untuk Masa Depan dan Kolaborasi
Selama acara peringatan tersebut, Ketua IPSI Kota Bogor, Subono Widoyoko, mengingatkan akan tugas besar yang akan datang. Kota Bogor akan menjadi tuan rumah event olahraga tingkat Provinsi Jawa Barat dalam waktu dekat. Hal ini menjadi kesempatan emas untuk menunjukkan komitmen IPSI dalam mengangkat prestasi dan menampilkan kemampuan para pesilat di arena yang lebih tinggi.
Dengan target enam medali emas di ajang tersebut, Subono mendorong semua pengurus dan anggota IPSI untuk bersinergi dan berkolaborasi sebaik mungkin. “Kita tidak hanya ingin sukses sebagai tuan rumah, tetapi juga meraih prestasi yang membanggakan,” ungkapnya.
Keberadaan pencak silat sebagai warisan budaya tidak hanya dilihat dari prestasi di arena, tetapi juga dari peran aktif dalam memberdayakan masyarakat. Dengan dukungan dari Pemerintah Kota, IPSI diharapkan terus bersinergi untuk memberikan dampak positif bagi generasi mendatang. Peningkatan prestasi harus sejalan dengan pengembangan karakter anak muda yang mencintai budaya bangsa.
Pada akhirnya, pelestarian pencak silat sangat bergantung pada kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan tentu saja, para praktisi pencak silat itu sendiri. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengembangkan pencak silat sebagai jati diri bangsa,” tambah Dedy Sumarna, Ketua KONI Kota Bogor.