www.siarandaerah.id – SUBANG – Dalam upaya mempertahankan tradisi leluhur serta memperkuat silaturahmi di antara masyarakat Dusun Buah Dua, Desa Margasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang menggelar acara syukuran sedekah bumi yang berlangsung di balai musyawarah Kampung Buah Dua pada Rabu, 23 Juli 2025. Kegiatan ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang diperoleh dari alam dan hasil panen yang melimpah.
Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, dari mulai pemerintah setempat hingga tokoh masyarakat. Melalui momen ini, diharapkan seluruh warga bisa lebih memahami pentingnya menjaga tradisi serta melestarikan budaya yang ada di daerah mereka.
Pemuka masyarakat dan tokoh lokal memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Mereka menyakini bahwa menjaga budaya lokal merupakan salah satu cara terbaik untuk tetap bersatu sebagai komunitas.
Ruwat Bumi Sebagai Bentuk Pelestarian Budaya Lokal
Pembukaan acara dilakukan oleh Camat Dawuan, Hazizul Hakim, S.Sos., M.Si, yang memberikan sambutan hangat. Dalam pidatonya, Camat menyampaikan pentingnya kegiatan Ruwat Bumi sebagai salah satu cara untuk melestarikan kekayaan budaya Sunda yang telah ada sejak lama.
“Ruwat Bumi ini adalah tradisi yang harus dijaga agar tetap lestari, terutama hasil-hasil pertanian yang ada. Setiap tahun, kita bersyukur atas nikmat yang diberikan,” ujar Camat Dawuan.
Selain sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, acara ini juga berfungsi sebagai wadah untuk menjalin komunikasi dan kesatuan di antara warga. Keberadaan tradisi ini diharapkan bisa memotivasi generasi muda untuk terus melanjutkan budaya yang ada.
Pesan Moral Dalam Acara Ruwatan Bumi
Kepala Desa Margasari, Nanang Setia Paraja, juga menunjukkan tanggapannya terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Ia menyatakan bahwa Ruwatan Bumi tidak hanya sekadar perayaan tahunan, tetapi juga menjadi pengingat bagi masyarakat untuk senantiasa menjaga tradisi dan warisan budaya yang ada.
“Kegiatan seperti ini mengajarkan kita untuk saling menjaga kebersamaan, mempertahankan identitas lokal dalam bingkai kebudayaan, serta menghormati jasa para leluhur,” paparnya.
Melalui rasa syukur yang terungkap dalam acara ini, diharapkan semua warga bisa lebih menghargai alam yang memberi kehidupan, serta berusaha untuk menjaga kelestariannya demi generasi yang akan datang.
Persiapan dan Pelaksanaan Acara Ruwatan Bumi
Dalam persiapan acara Ruwatan Bumi, Ketua Panitia, Yuda Damansuri, mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi. Ia berharap komitmen warga tidak hanya berhenti pada tahun ini saja tetapi bisa berlanjut di tahun-tahun mendatang.
Yuda juga menambahkan bahwa keterlibatan seluruh masyarakat sangat penting untuk menyukseskan acara tersebut. “Semoga kegiatan seperti ini menjadi lebih meriah dan melibatkan kerjasama yang lebih baik di masyarakat,” pintanya.
Di sisi lain, acara juga dimeriahkan dengan berbagai hiburan yang menampilkan kreasi seni budaya lokal. Karnaval dan pawai menjadi daya tarik tersendiri bagi warga, menunjukkan betapa beragamnya budaya yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
Partisipasi Masyarakat dalam Memeriahkan Acara
Partisipasi aktif dari masyarakat sangat terasa dalam setiap aspek acara. Dari menyelenggarakan serangkaian kegiatan hingga menghias tempat acara, seluruh warga berkontribusi untuk menciptakan suasana yang meriah.
Turut hadir dalam acara tersebut, para tokoh masyarakat dan undangan dari berbagai elemen pemerintah. Kehadiran mereka menambah nuansa kebersamaan dan memperkuat rasa hormat terhadap tradisi yang ada.
Dengan kehadiran berbagai elemen tersebut, acara Ruwatan Bumi menjadi ajang untuk mempererat ties dan berbagi pengalaman budaya. Ini adalah contoh nyata dari kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, serta tokoh-tokoh adat.