KOTA BOGOR – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bogor, Yantie Rachim, baru-baru ini menghadiri audiensi dan rapat konsolidasi terkait Forum Kota Sehat. Acara ini diadakan sebagai langkah persiapan untuk penilaian Kabupaten/Kota Sehat Tingkat Nasional yang dijadwalkan pada tahun 2025.
Dalam perannya sebagai pembina Forum Kota Sehat, Yantie Rachim menunjukkan dukungan penuh terhadap seluruh proses dan tahapan yang diperlukan dalam penilaian nasional ini. Hal ini merupakan wujud komitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat.
Strategi Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Kota Sehat
Yantie Rachim menekankan bahwa gerakan menuju Kota Sehat sangat sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Kota Bogor saat ini. Dengan target untuk menjadi pilot project di Jawa Barat, hal ini bukan hanya sekadar pencapaian, tetapi juga motivasi bagi semua pihak untuk memenuhi kriteria yang ditetapkan. Menurutnya, perbaikan harus dilakukan dengan melengkapi data serta memastikan kondisi lapangan sesuai standar yang dibutuhkan.
Dalam konteks ini, target untuk meraih kembali predikat Swasti Saba Wistara, sebagai penghargaan tertinggi dalam program ini, menjadi fokus utama. Penghargaan ini sebelumnya telah diraih pada tahun 2019, dan sekarang upaya harus dilakukan untuk memenuhi 136 indikator yang diperlukan, di mana 91 persennya harus tercapai. Kondisi ini menunjukkan selarasnya kerja keras antara berbagai pihak di Kota Bogor untuk membangun lingkungan yang lebih baik.
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Menciptakan Lingkungan Sehat
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Eko Prabowo, menggarisbawahi bahwa Pemerintah Kota Bogor memiliki komitmen luar biasa dalam menciptakan suasana kota yang sehat dan ramah masyarakat. Saat ini, Pemkot sedang berupaya untuk mengaktifkan kembali kegiatan Car Free Day (CFD) di Jalan Sudirman, yang telah terhenti akibat pandemi. Langkah ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Dengan berlanjutnya dukungan untuk Forum Kota Sehat, Eko menegaskan bahwa ini bukan hanya sekadar penilaian, tetapi merupakan bagian dari tujuan mulia untuk kesejahteraan masyarakat. Kepala Dinas Kesehatan juga menambahkan bahwa Kota Bogor telah memenuhi syarat utama dalam penilaian kota sehat, termasuk status Open Defecation Free (ODF) 100 persen, yang sangat penting dalam konteks kesehatan publik.
Selama dua tahun terakhir, penilaian kota sehat tidak bisa diikuti karena adanya perubahan indikator. Namun, dengan pemenuhan syarat-syarat baru, Kota Bogor siap untuk bersaing di tingkat nasional. Ketua Forum Kota Sehat, Deni Mulyana, menjelaskan bahwa tahapan penilaian sedang berlangsung di tingkat provinsi hingga akhir Mei 2025. Hasil dari penilaian ini akan menentukan apakah Kota Bogor memenuhi syarat untuk diverifikasi di tingkat pusat.
Seluruh tim Forum Kota Sehat di Kota Bogor telah melakukan entry data seluruh indikator melalui sistem yang disediakan oleh provinsi. Lebih jauh lagi, Deni Mulyana optimis bahwa Kota Bogor akan mencapai predikat Wistara, sesuai dengan amanat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025. Dengan pencapaian ODF 100 persen, semua pihak sudah berkomitmen untuk terus bekerja keras dalam mewujudkan lingkungan yang lebih baik dan sehat.