www.siarandaerah.id – KOTA BOGOR – Pemerintah Kota Bogor mengambil langkah tegas untuk meminta bantuan kepada Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Bandung dalam menangani longsor di Jalan Saleh Danasasmita. Kejadian yang terjadi pada 4 Maret 2025 itu telah menimbulkan berbagai masalah aksesibilitas bagi masyarakat setempat.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menegaskan pentingnya akselerasi penanganan longsor ini agar dapat segera direalisasikan. Masyarakat, yang telah menunggu selama berbulan-bulan, sangat berharap akan adanya perbaikan yang cepat atas situasi ini.
Lokasi longsor di Jalan Saleh Danasasmita berstatus di bawah kewenangan BTP Kelas I Bandung. Proses perbaikan yang sangat lambat ini mendorong Pemkot Bogor untuk menegaskan kembali kepada pihak terkait agar lebih fokus dalam menangani masalah ini.
Permohonan Dukungan untuk Penanganan Darurat Longsor
Dalam suasana peninjauan perbaikan, Dedie Rachim mengungkapkan keprihatinannya tentang lamanya waktu yang telah dihabiskan tanpa ada hasil nyata. Waktu lima bulan yang tersisa selain menjadi beban akses juga mengganggu berbagai aktivitas masyarakat di sekitar lokasi.
Istana Batutulis dan area publik lainnya yang berdekatan juga terpengaruh oleh kondisi tersebut. Dengan demikian, upaya perbaikan harus dilakukan secepat mungkin untuk pemulihan akses dan keselamatan.
Dedie menekankan pentingnya perhatian dari Kementerian Perhubungan agar proyek strategis nasional ini segera mendapatkan prioritas. Penanganan yang baik dan cepat dianggap kritis untuk mencegah masalah lebih lanjut di masa mendatang.
Mendorong Pembangunan Jalan Sementara untuk Akses
Pemkot Bogor telah memfasilitasi pengembangan sebuah jalur alternatif yang diharapkan dapat digunakan pada akhir Agustus 2025. Sementara menunggu perbaikan utama, jalur sementara ini dapat membantu memulihkan akses kendaraan roda dua bagi masyarakat.
Kesiapsiagaan mengenai potensi kerawanan bencana di lokasi juga jadi perhatian serius. Dedie Rachim mengingatkan bahwa potensi longsor lebih lanjut masih ada jika penanganan tidak dilakukan dengan benar dan segera.
Dari sisi teknis, perbaikan tebingan juga dinilai penting untuk mencegah ancaman bencana yang berulang. Disebutkan bahwa penanganan ini perlu dilakukan secara simultan dengan perbaikan yang sudah berlangsung.
Pengawasan dan Peningkatan Struktur Keamanan
Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Juniarti Estiningsih, telah berkoordinasi dengan BTP Kelas I Bandung untuk meninjau lokasi yang membahayakan dan merencanakan tindakan lebih lanjut. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan kondisi di area tersebut dapat segera membaik.
Pemkot juga berencana untuk mengajukan surat resmi kepada BTP untuk memastikan penggunaan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja. Keamanan dalam setiap tahap perbaikan menjadi prioritas utama dalam upaya mengembalikan kondisi normal.
Di samping melakukan perbaikan yang lebih mendalam dengan BTP, langkah-langkah pembuatan jalan akses sementara juga mulai diaplikasikan. Pembangunan jalan ini direncanakan dengan panjang 103 meter dan lebar 1,5 meter untuk mendukung kendaraan roda dua.
Harapan dan Target Penyelesaian Akses Jalan
Dalam progres ini, Dedie Rachim menegaskan bahwa target penyelesaian jalur akses sementara perlu dilakukan secepat mungkin. Dengan kolaborasi yang baik antara Pemkot dan BTP, diharapkan jalan dapat segera dibuka untuk pengguna.
Pengawasan terhadap perkembangan dari situasi ini terus dilakukan demi memastikan bahwa akses yang dibangun dapat digunakan dengan aman. Target penyelesaian awal di bulan Agustus jadi acuan, sambil berharap ada kemajuan yang signifikan dari pihak terkait.
Pemkot akan terus berupaya agar keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama. Proses perbaikan yang serius dan proaktif adalah kunci untuk mencegah dampak lebih besar dalam jangka panjang, baik bagi warga sekitar maupun infrastruktur yang mendukung wilayah tersebut.
