www.siarandaerah.id – KOTA BOGOR – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, bersama Ketua DPRD Kota Bogor, Adityawarman Adil, melakukan pengecekan langsung terhadap operasional Biskita Trans Pakuan setelah terhenti selama tiga bulan. Hal ini berlangsung pada Selasa, 8 April 2025.
Pengecekan dimulai dari Halte Cidangiang hingga Halte Budi Mulia, yang terletak di Jalan Kapten Muslihat. Kembalinya Biskita Trans Pakuan diharapkan dapat meningkatkan layanan transportasi massal bagi masyarakat.
Pentingnya Transportasi Massal dalam Menghadapi Tantangan Perkotaan
Dedie Rachim menekankan bahwa Biskita disubsidi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan skema Buy The Service (BTS). Subsidi ini bertujuan untuk membuat transportasi massal lebih terjangkau bagi masyarakat. Dalam proses pengawasannya, ia menyatakan komitmen Pemerintah Kota Bogor untuk menyediakan layanan transportasi yang modern dan efisien.
Data menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan sebuah sistem transportasi yang bisa diandalkan. Dengan adanya Biskita, diharapkan mobilitas masyarakat menjadi lebih mudah. Penelitian menunjukkan bahwa sistem transportasi yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup serta mengurangi kemacetan di kota. Oleh karena itu, dedikasi Pemkot Bogor dalam menyediakan moda transportasi ini sangat penting bagi kesejahteraan warganya.
Keberlanjutan dan Inovasi dalam Transportasi Publik
Dedie menambahkan bahwa dengan kembalinya Biskita, tidak hanya efisiensi waktu yang diharapkan, tetapi juga kemudahan dalam akses transportasi. Berbagai inovasi dalam sistem transportasi, seperti penjadwalan yang lebih baik dan pengurangan waktu tunggu, diharapkan dapat memberikan dampak positif. Warga menyambut baik hadirnya Biskita, mengingat moda ini menjadi kebutuhan sehari-hari mereka.
Seorang warga, Andini, mengungkapkan rasa syukurnya saat menunggu Biskita di Halte Perpustakaan. Ia menilai tarif yang ditetapkan sebesar Rp 4.000 adalah wajar, mengingat kualitas pelayanan yang diberikan. Dia berharap agar Biskita dapat menjangkau lokasi strategis lainnya, seperti pasar tradisional dan pusat kegiatan publik, sehingga penggunaannya semakin optimal.
Penggunaan transportasi massal seperti Biskita diharapkan tidak hanya bertujuan untuk menekan biaya transportasi, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang berkelanjutan. Dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, kualitas udara di kota juga bisa terjaga lebih baik.
Pengecekan operasional Biskita tidak hanya menjadi momen penting bagi Pemkot, tetapi juga memicu dialog tentang bentuk layanan publik yang lebih baik ke depannya. Ini adalah langkah awal menuju sistem transportasi yang lebih canggih dan efisien bagi Kota Bogor.