www.siarandaerah.id – KOTA BOGOR – Pemerintah Kota Bogor bersama Satuan Lalu Lintas terus mematangkan rencana rekayasa lalu lintas di jalur alternatif BNR – Cipinang Gading – Pamoyanan. Langkah ini diambil sebagai respons atas putusnya akses di Jalan Saleh Danasasmita, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan.
Pertemuan terkait rencana rekayasa lalu lintas ini diadakan di Balai Kota Bogor, melibatkan berbagai pihak seperti Dinas Perhubungan, Organda, pengusaha angkot, dan unsur wilayah. Sejumlah masalah kemacetan yang terjadi di kawasan tersebut menjadi fokus utama dalam rapat ini, dan sepertinya menjadi tantangan yang tidak mudah diatasi.
Memahami Kebijakan Lalu Lintas di Bogor
Rekayasa lalu lintas merupakan upaya yang diterapkan untuk mengatasi masalah kemacetan. Namun, implementasinya tidak selalu berjalan mulus. Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menyatakan ketidakpastian mengenai rencana penerapan sistem satu arah di jalur tersebut. Sebab, banyak pengusaha angkot yang merasa keberatan dan mengeluhkan penghasilan mereka yang menurun akibat longsor di Batu Tulis.
Fakta bahwa bencana bukanlah kehendak pemerintah menjadi salah satu poin penting yang diungkapkan. “Ini kan bencana, bukan keinginan pemerintah,” ujar Mutaqin. Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama memikirkan solusi di tengah kesulitan ini, menjadi momen untuk membangun solidaritas di antara para pengusaha angkot dan pemerintah.
Tantangan Dalam Menyusun Skema Lalu Lintas
Meski para pengusaha angkot menginginkan sistem yang tetap sama, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa jalur Cipinang Gading terus mengalami lonjakan volume kendaraan, menyebabkan kemacetan yang semakin parah. “Kalau begini terus, arus lalu lintas akan semakin crowded,” kata Mutaqin. Ini menambah beban bagi pengendara yang harus berjuang melewati jalur yang sempit.
Sementara itu, skema yang dirancang pihak kepolisian untuk rekayasa lalu lintas juga tidak diberlakukan selama 24 jam, melainkan hanya sebatas waktu tertentu. Skema tersebut berlaku dari pukul 04.00 hingga 09.00 untuk jalur satu arah dari Pamoyanan ke Cipinang Gading dan BNR, serta pada sore hari dari pukul 16.00 hingga 21.00 untuk arah sebaliknya.
Kondisi ini dikarenakan jam-jam tersebut memiliki tingkat aktivitas lalu lintas yang lebih padat. Banyaknya anak sekolah dan warga yang berangkat bekerja, serta aktivitas ekonomi lainnya, menjadi penyebab utama kemacetan. Penanganan yang tepat di jam-jam sibuk ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan kendaraan di jalan-jalan tersebut.
Dengan melibatkan semua stakeholder, termasuk sopir angkot dan pihak terkait lainnya, diharapkan rencana rekayasa lalu lintas dapat membawa solusi yang tidak menguntungkan satu pihak saja, tetapi seluruh masyarakat yang akan mendapatkan dampak dari kebijakan ini. Komitmen untuk menjaga kenyamanan dan kelancaran lalu lintas menjadi hal yang diutamakan oleh pemerintah kota.
