KOTA BOGOR – Sebuah langkah besar menuju persiapan Festival Merah Putih (FMP) 2025 telah dimulai, dengan melibatkan partisipasi aktif dari generasi muda kota ini. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat semangat kebangsaan dan cinta tanah air di kalangan masyarakat, terutama anak-anak muda.
Rapat perdana persiapan FMP 2025 berlangsung di halaman Vihara Dhanagun, dan dihadiri oleh Wali Kota Bogor, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara generasi muda dan senior dalam mengembangkan kota. “Kami ingin melihat generasi muda berperan aktif dalam memajukan Bogor,” tegasnya.
Menjadi Branding Kota Melalui Kegiatan Remaja
FMP bukan sekadar festival, tetapi sebuah kesempatan untuk memperkuat identitas dan branding Kota Bogor. Dengan melibatkan berbagai elemen dari generasi muda, festival ini diharapkan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap tanah air. FMP memberikan warna baru di kalangan generasi milenial dan Z untuk berkontribusi dalam merayakan kemerdekaan.
Menariknya, kegiatan FMP bukan hanya menyentuh aspek budaya, tetapi juga aspek sosial. Dengan partisipasi dari berbagai organisasi dan komunitas, Festival ini dapat mendekatkan generasi muda dengan nilai-nilai nasionalisme yang selama ini terkadang pudar. Ini merupakan peluang bagi Bogor untuk memposisikan diri sebagai kota yang mampu menggelar acara yang tidak hanya diakui secara lokal tetapi juga nasional.
Strategi Pembangkitan Semangat Nasionalisme
Tidak hanya fokus pada acara, Wali Kota Bogor juga menekankan strategi untuk melibatkan lebih banyak masyarakat. Selain dari Kota Bogor, mereka ingin melibatkan kelompok dari luar untuk memperkaya acara dan membuat FMP 2025 lebih meriah. “Keterlibatan dari 68 kelurahan akan memberikan warna yang berbeda,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaan festival ini, salah satu aktivitas utama adalah menaikkan dan menurunkan bendera di Tugu Kujang selama 30 hari. Kegiatan ini merupakan simbol penghormatan dan kecintaan terhadap bangsa. Dengan melibatkan berbagai lapisan masyarakat, diharapkan semangat kebangsaan dapat terasa lebih masa kini dan relevan bagi generasi muda.
Ketua Dewan Pembina FMP 2025 menambahkan bahwa keterlibatan anak-anak muda dalam panitia relawan menunjukkan antusiasme yang tinggi. Dalam rapat perdana, mereka menemukan 70 relawan yang siap membantu dan berkontribusi. “Ini adalah cermin betapa anak muda ingin terlibat dalam hal positif,” jelasnya.
Opini ini diperkuat oleh Ketua FMP 2025 yang menyatakan bahwa festival ini bisa menjadi momentum untuk merumuskan berbagai program yang mendukung ekonomi kreatif, termasuk pemberdayaan UMKM. Seiring dengan meriahnya FMP, pemerataan ekonomi di wilayah tersebut pun diharapkan dapat terjadi, sehingga dampaknya tidak hanya dirasakan di level komunitas tetapi juga di level kota secara keseluruhan.
Dengan strategi pembangkitan semangat nasionalisme yang dianggap efektif, FMP diharapkan tidak hanya menjadi ajang berkumpul, tetapi juga menorehkan dampak signifikan bagi ekonomi dan sosial di Kota Bogor. Hal ini memberikan sinyal bahwa festival sejenis bisa menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam merayakan hari kemerdekaan dengan cara yang lebih inovatif dan melibatkan lebih banyak orang.